Widget edited by super-bee

Goresan Cah Melayu

Rabu, 06 Februari 2013

Melihat Kelip-kelip 'Ajaib' di Kampung Kuantan dan Lezatnya Ikan Laut

PERNAH dengar nama binatang Kelip-kelip? Kalau di kampung saya, Desa Teluk Pulau Hilir, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia, disebut kunang-kunang.

Usai mengunjungi Bukit Malawati, Kuala Selangor, malamnya kami memang dijadwalkan mengunjungi wisata Kelip-kelip di Kampung Kuantan, yang juga masih berada dalam wilayah Kuala Selangor.

Tapi sebelum sampai ke sini, kami singgah dulu sejenak mengisi 'kampung tengah' di Restoran Makanan Laut River View. Wow, masakannya memang lezat dengan ikan-ikan segar lautnya.

Rumah Makan Laut River View
Ada empat meja besar yang kami pakai untuk menyantap masakan etnis Cina ini dan semua kami terlihat lahap. Bahkan di antara kami ada yang nambah. Baik nambah lauk maupun nambah nasi. Habis enak sih. Hehehe. 

Hidangan di Rumah Makan Laut River View
Jelang eksekusi hidangan Rumah Makan Laut River View
Lahap menyantap Ikan Laut River View
Siap makan dan rehat sejenak sambil menunggu matahari tenggelam, kami pun mulai kemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan. Bagi yang belum kenal kelip-kelip atau kunang-kunang, sedikit saya jelaskan.

Sebenarnya di banyak daerah di Indonesia, mudah ditemukan jenis binatang satu ini. Ekornya mengeluarkan cahaya dan habitatnya berada di pohon-pohon daerah lembab.

Di Kampung saya, memang disebut dengan kunang-kunang. Dulu waktu saya masih kanak-kanak, sepulang mengaji malam hari, selalu melihatnya beterbangan di banyak pohon sepanjang jalan. Mungkin daerah lain di Indonesia juga demikian.

Tapi sekarang sepertinya sudah sulit menemukannya. Sebab pohon-pohon di Indonesia sudah banyak yang gundul dan berubah fungsi menjadi perkebunan.

Sementara di Malaysia, di Kampung Kuantan, habitatnya masih terjaga dengan baik. Menariknya, keberadaan binatang-binatang ini menjadi objek wisata komersial daerah setempat.

Kelip-kelip adalah sejenis serangga dari kumpulan kumbang. Keunikan yang ada pada kelip-kelip ini memang ekornya mengeluarkan cahaya.
Pintu masuk Kelip-kelip Kampung Kuantan
Di Kampung Kuantan, terdapat tiga spesias kelip-kelip dari 2.000 spesias yang ada. Spesias yang dimaksud masing-masing Pteroptyx Tener, Pteroptyx Valida dan Pteroptyx Malaccae.

Illustrasi Kelip-kelip yang bisa ditemukan di Kelip-kelip Kampung Kuantan (telecentre.my)
Namun spesias terbanyak yang terdapat di Kampung Kuantan adalah Kelip-kelip Pteroptyx Tener. Ukurannya sebesar 5-10 mm. Kelip-kelip jantan biasanya mengeluarkan cahaya lebih terang dibanding betina yang bertujuan menarik perhatian Kelip-kelip betina.

Habitatnya adalah pohon berembang yang terdapat di pinggir-pinggir Sungai Selangor. Berembang adalah sejenis pohon bakau yang tumbuh dengan subur di sepanjang aliran sungai.

Saya juga berkesempatan mengunjungi daerah ini, bersama 19 blogger lainnya dari Indonesia dan Malaysia, yang diundang sebagai finalis event My Selangor Story 2013, Senin (28/1) malam.

Event yang difasilitasi Selangor Tourism ini memang fokus mengupas tentang objek-objek wisata yang terdapat di wilayah Selangor.

Saat kami berkunjung, tepat jam menunjukkan pukul 08.00 malam waktu setempat. Sebab objek wisata ini hanya dibuka malam hari, karena Kelip-kelip memang hanya bisa dilihat malam hari, yang dibuka dari pukul 7.45 sampai 10.30 waktu Malaysia.

Sesampainya di Kampung Kuantan, ternyata bule-bule juga banyak yang antrean ingin menyaksikan Kelip-kelip. Turis lainnya juga banyak antrean dengan tertib untuk bisa naik ke sampan yang akan membawa para pengunjung menyisiri sungai Selangor untuk menyaksikan Kelip-kelip tersebut.

Satu sampan hanya boleh ditumpangi maksimal empat orang pengunjung, tapi sampan yang tersedia terdapat puluhan. Ongkos satu sampan 5 ringgit atau sekitar Rp 15 ribu untuk 20 menit perjalanan, lengkap dengan pendayungnya.

Saat itu sedikitnya ada sekitar sepuluh sampan yang berlayar menyisiri kegelapan Sungai Selangor, termasuk saya di dalamnya. Dari kejauhan, Kelip kelip sudah terlihat samar-samar menghiasi pohon-pohon bakau di pingiran sungai.

Melihat Kelip-kelip itu, seolah tengah melihat lampu hias yang biasa dilihat pada pohon-pohon natal. Bahkan Saya sempat terpikir, apakah benar ini serangga 'kelip-kelip' atau hanya akal-akalan pengelola, dengan memasang lampu hias di setiap pohon.

Sebab setiap pengunjung, di larang membawa alat penerang atau jika ingin mengambil gambar dengan kamera, dilarang menggunakan cahaya. Namun begitu sampan yang kami tumpangi mendekat, saya coba menggapainya dan benar, bahwa kelip-kelip itu sejenis binatang yang ukurannya sekitar 5 mm.

Ajaibnya, walaupun cahaya Kelip-kelip itu terlihat terang dari kedekatan, kamera tak mampu menjangkau cahayanya. Begitu di jepret, yang terlihat hanya hitam pekat seolah tak ada cahaya. Kendati didukung dengan kamera canggih sekalipun.

Setelah sekitar 20 menit bersampan ria, kami pun merapat ke dermaga, tanpa dapat mengambil gambar cahaya Kelip-kelip untuk didokumentasikan. Tapi bukan itu yang terpikir dibenak saya, melainkan rasa salut pada kejelian pemerintah setempat melihat peluang.

Itulah Malaysia hari ini, jeli melihat peluang atau potensi yang ada, berusaha ditangkap dengan tindakan optimal, termasuk keberadaan Kelip-kelip itu, yang kini sudah dikomersialkan, dengan kemasan yang eklusif. Terbukti, banyak pengunjung luar negeri yang datang ke sini, termasuk wisatawan Eropa.

Selanjutnya usai dari Kelip-kelip Kampung Kuantan, malam itu juga kami harus melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur, dengan jarak tempuh lebih dari dua jam. Kami akan menginap di Vivatel Kuala Lumpur. (*)

Terkait
 
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Unik banget nih Mas. Kunang-kunang dijadikan objek wisata. Rasanya gak kepikiran hal seperti ini ya di negeri kita.

    Oh ya kunang-kunang itu bahasa sundanya "cika-cika".

    Saat ini jarang banget saya lihat kunang-kunang. Kunang-kunang ini salah satu dari dua hal yang selalu saya rindukan. Satunya lagi yg saya riduk adalah pelangi...

    Makasih sharingnya Mas.

    Salam blogger, salam persahabatan selalu,

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya..ya..ya, betul sekali kang...sudah lama g pernah lihat pelangi...dulu kunang-kunang dan pelangi mudah sekali menemuinya...

      Hapus

TERIMA KASIH KOMENTARNYA, SEMOGA BERMANFAAT

Keliling Riau Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger