Khatib kali ini membahas soal KIAMAT. Menurutnya yang perlu disiapkan menghadapi hari kiamat, bukan bangker, tapi AMAL IBADAH. Sebab jika hari itu tiba, secanggih apapun ciptaan manusia, akan luluh lantak tanpa tersisa.
Gunung-gunung akan berterbangan bak kapas yang dihembus angin, planet-planet akan saling bertabrakan, air laut akan tumpah kemana-mana. Semua isi bumi akan dimuntahkan. MASYA ALLAH..
Sejumlah firman Allah SWT juga disampaikan sang khatib menguatkan gambaran kondisi kiamat kelak. Saya yang awalnya sempat terkantuk, langsung tersentak mendengar uraian sang khatib.
"Beberapa hari belakangan heboh dengan berita hari kiamat dan banyak orang-orang di belahan dunia ini menyiapkan diri dengan membuat bangker-bangker. Itu semua tak ada guna. Jangankan bangker, gunung saja berterbangan dan luluh lantak seperti kapas. Semuanya akan dimuntahkan dari bumi dengan kondisi hancur berkeping-keping," demikian kira-kira ujar sang khatib.
Jadi yang perlu disiapkan adalah amal ibadah. Tak perlu buat bangker dengan harga triliun itu. Percuma!!..Sebab dengan amal ibadah, kita akan di antar ke tempat yang jauh lebih layak dari kehidupan di dunia. Apa saja bentuk-bentuk amal ibadah yang dimaksud, tanya ke ustad terdekat ya..
Tapi tak dinapikkan, kiamat itu sudah semakin dekat, menyusul sudah banyaknya muncul tanda-tanda seperti yang digambarkan dalam Al-Quran, seperti kitab suci Al-Quran sudah mulai jarang dibacah umat.
Al-Quran kebanyakan hanya menjadi pajangan di rumah. Kemudian umat berlomba-lomba mendirikan masjid megah, tapi salat berjemaah terus berkurang dan beberapa tanda-tanda lainnya.
"Kiamat itu pasti, tapi kapan waktunya, kita tak ada yang tahu. Selain kiamat sesungguhnya, kita juga pasti akan mengalami mati. Mati juga disebut kiamat bagi diri kita. Jadi untuk menghadapi itu semua, hanya satu, perbanyak amal ibadah," ujar sang khatib.
Hingga selesai khatib menyampaikan khutbahnya, mata saya tak lagi terkantuk-kantuk seperti jumat-jumat sebelumnya. Sungguh berkesan khutbah jumat hari ini. (*)
Mampir gann.
BalasHapusFollow me ntar follback.
Www.adidoankzz.blogspot.com
Ya.... Walau tanda-tanda itu sudah mulai terlihat. Namun, secara logika keimanan kita jugalah harus berjalan seimbang, mengenai fungsi dan tugas para mubalig ternyata harus lebih bisa merangkul masyarakatnya dengan hati, dan bukannya dengan suatu penghapalan bahasa Tuhan yg terbungkus untuk sebuah asap dapur. Karena umat itu tergantung dari pada peran keseriusan mubaligh dalam mengapdikan dirinya dalam pengamalan ilmu yg diamahkan kepadanya.
BalasHapusSemoga ini dapat menjadi sebuah contoh nasehat kebaikan untuk kita bersama. Amiiin....
Sukses selalu Kang
Salam Wisata