Widget edited by super-bee

Goresan Cah Melayu

Selasa, 01 Januari 2013

Potensi Madukismo dan Ketertarikanku

DARI deretan nama-nama Pabrik Gula (PG) tertua di Indonesia yang di rilis id.wikipedia.org, terdapat di antaranya nama PG Madukismo Bantul Yogyakarta. Saya belum pernah sampai ke sana dan niat hati pengen sekali bisa sampai. Sebab disebut-sebut sarat nilai sejarah.

Lokomotif tua PG Madukismo (ivanbatara.wordpress.com)

Pabrik ini juga terbuka untuk umum bagi masyarakat yang ingin berkunjung, menyusul sudah dibuatnya Paket Agrowisata. Agrowisata adalah kegiatan pariwisata yang berlokasi di kawasan pertanian atau perkebunan.

PG Madukismo memang dikeliling kebun tebu yang cukup luas yang sudah berumur berpuluh tahun silam. Artinya jauh lebih tua dari umur saya yang baru berkepala tiga, hehehe. Pabrik ini juga memproduksi alkohol atau spritus.

Cerita-cerita soal Jogja memang dekat dengan telinga saya. Sebab di tempat saya bekerja di sebuah perusahaan media di Kota Pekanbaru, juga ada karyawan yang berasal dari Yogyakarta. Sehingga cerita-cerita menarik soal Yogyakarta cukup familiar.

Mereka senang sekali kalau ditanya soal tempat-tempat objek wisata unggulan di Kota Pendidikan tersebut. Seperti layaknya seorang Duta Wisata, ia menjelaskan secara runut mana tempat-tempat menarik yang layak dikunjungi, mulai dari wisata sejarah, wisata agro, wisata belanja, wisata pendidikan, wisata malam sampai wisata kuliner.

Tapi dari deretan nama-nama objek wisata unggulan itu, mereka tidak menyebutkan nama PG Madukismo. Tapi begitu saya singgung soal Madukismo, memang mereka tidak asing dengan nama tersebut dan diakui termasuk pabrik tua di Yogyakarta.

Itu artinya, PG Madukismo belum masuk objek unggulan untuk berwisata di Yogyakarta, padahal sudah dibuka program Agrowisata. Untuk memastikan itu, saya coba sercing di internet. Memang banyak website dan blog yang merilis lokasi-lokasi objek wisata unggulan di Yogyakarta.

Hanya saja, dari deretan nama-nama tersebut, saya juga tidak menemukan PG Madukismo dalam daftar list. PG Madukismo baru muncul, kalau kata kuncinya menyertakan tulisan 'madukismo'. Jadi sepertinya potensi wisata PG Madukismo memang belum digarap secara optimal.

Padahal kalau digarap serius, akan menjadi potensi bisnis yang cukup menjanjikan. Terlebih lagi di Yogyakarta memang sudah banyak objek-objek wisata unggulan, sehingga PG Madukismo relatif mudah dipaketkan dengan objek-objek wisata tersebut.

PELUANG USAHA


Peluang usaha esensinya adalah asas manfaat. Semua hal yang ditawarkan adalah penawaran sebuah aktifitas bisnis yang pantas untuk digeluti, tentu saja bisa memberikan keuntungan dan manfaat secara finansial.

PG Madukismo saya pikir punya peluang untuk itu dan berpotensi menjadi proyek bisnis baru di luar aktivitas produksi gula dan alkohol, yaitu potensi bisnis bidang pariwisata. Tinggal bagaimana pengemasannya secara ekslusif.

Di antaranya bisa dipaketkan dalam bentuk agrowisata atau paket wisata sejarah. Saya cendrungnya dipaketkan dengan paket wisata sejarah. Sebab di Yogyakarta banyak objek wisata-wisata sejarah. Jadi PG Madukismo relatif mudah dipaketkan dengan objek-objek wisata Sejarah yang sudah lebih duluan eksis tersebut.

Objek-objek wisata sejarah di Yogyakarta, di antaranya:
  1. KOTAGEDEKOTAGEDE: Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
  2. KRATONKRATON: Museum kebudayaan Jawa dan tempat tinggal Raja Jogja.
  3. TAMAN SARI: Istana Air.
  4. GUA SILUMANGUA SILUMAN: Misteri Pesanggrahan Sultan HB II
  5. PANGGUNG KRAPYAKPANGGUNG KRAPYAK: Tempat Raja-Raja Berburu.
  6. WARUNGBOTOWARUNGBOTO: Reruntuhan Taman Air Sultan HB 
Sumber: http://www.yogyes.com

Pabrik Gula Madukismo (wahyumarliany.wordpress.com)


Terus bagaimana dengan PG Madukismo? Menurut saya PG Madukismo juga bisa disejajarkan dengan paket wisata sejarah di atas. Sebab berdirinya pabrik dan perjalannnya, tak kalah heroik pada zaman tempo dulu.

Dulu, pabrik ini punya tugas cukup strategis, yaitu menanggulangi  pengadaan pangan nasional, khususnya Gula Pasir. Perusahaan ini juga menampung banyak tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Dari beberapa referensi yang saya baca, pabrik ini secara resmi dibangun tahun 1955, yang dimotori oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX  dan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Ir Soekarno, pada Mei 1958, yang berlokasi di Desa Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia.

Hingga kini pabrik tersebut masih tetap eksis. Walaupun fasilitas pendukung pabrik, seperti gerbong, lokomotif dan rel kereta yang membawa hasil panen tebu, sudah berumur tua. Di situlah letak nilai sejarahnya. Barang-barang tua yang hingga kini masih eksis, kendati di antaranya sudah ada yang tak bisa difungsikan lagi.

Artinya banyak cerita menarik bernilai sejarah yang bisa dijual, termasuk di antaranya soal sejarah berdirinya PG Madukismo. PG Madukismo adalah pabrik gula yang dibangun pasca pabrik-pabrik gula lain di Yogyakarta dibumihanguskan oleh Belanda.

Ini mengisaratkan nilai sejarahnya memang sudah ada, lengkap dengan barang-barang bernilai sejarah. Tinggal bagaimana mengemasnya secara ekslusif sehingga betul-betul memiliki daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan.  Tak hanya itu, pemandangan di sekitar pabrik, terutama di hamparan perkebunan tebu dan sawah yang hijau juga cukup indah dan sangat prospek menjadi objek wisata unggulan.

PEMBENAHAN INFRASTRUKTUR

Untuk memaksimalkan potensi yang ada, infrastruktur pendukung harus diperhatikan dengan serius. Sehingga orang-orang yang berkunjung, tidak hanya sebatas bisa menikmati barang-barang bernilai sejarah, tapi juga merasa nyaman selama menikmati perjalanan wisata di areal pabrik.

Misalnya alat transportasi di sekitar pabrik perlu dilakukan berbagai pembenahan standar objek wisata. Kemudian barang-barang bernilai sejarah yang sudah tidak terawat, perlu dilakukan berbagai pembenahan dan renovasi tanpa mengurangi nilai aslinya.

Seperti rel-rel kereta yang dulu digunakan untuk mengangkut tebu dari desa-desa di wilayah Bantul ke lokasi pabrik.

Kemudian ada juga gerbong-gerbong pengangkut tebu yang kini sudah tidak terpakai. Tentu banyak lagi barang-barang tua lainnya yang memiliki nilai sejarah yang berperanan penting menghidupkan roda produksi pabrik kala itu.

Selanjutnya tak kalah penting yang mendapat perhatian serius adalah pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM ini khususnya menangani berbagai kegiatan wisatawan, di antaranya sebagai pemandu. Mereka harus betul-betul memahami seluk beluk sejarah PG Madukismo.

Dengan demikian PG Madukismo bisa bersaing dengan objek wisata sejarah lainnya di Yogyakarta. Menariknya lagi, jika pengelolanya bisa dilakukan secara independen oleh perusahaan sehingga penggarapannya bisa fokus.

Kemudian didaftarkan dalam program Destination Management Organisation (DMO), di bawah pengelolaan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif RI.

Program DMO adalah bentuk koalisi para pelaku usaha wisata. Agar memiliki nilai jual yang bagus dan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung, PG Masukismo harus mampu menciptakan ciri khas tersendiri, dibandingkan dengan paket wisata sejarah lainnya.

Lokomotif tua di PG Madukismo (bintangtenggara.multiply.com)


MARKETING

Dalam pengelolaannya, untuk menyedot pengunjung, dibutuhkan berbagai strategi pemasaran yang jitu. Semua sumber promosi harus dioptimalkan.

Saya mengusulkan beberapa sarana promosi yang layak untuk dimaksimalkan, di antaranya:

1.    Penerbitan Bulletin
Dengan pengelolaan secara independen dan serius, Madukismo harus memiliki bulletin edisi khusus yang mengupas secara tuntas tentang PG Madukismo.

Edisi khusus ini maksudanya, bulletin tidak perlu diterbitkan setiap saat. Cukup sekali terbit, tapi semua hal tentang Madukismo di kupas tuntas. Penerbitan baru dicetak ulang, jika ada berbagai perubahan atau hal-hal baru yang mesti diketahui masyarakat luas yang terkait dengan Madukismo.

Bulletin ini disebarkan di tempat-tempat publik secara gratis, seperti lobi hotel, bandara, terminal, kampus-kampus, pustaka, pesawat dan lainnya.Bulletin ini baru diperjualbelikan, jika ada yang ingin memiliki secara individu oleh masyarakat.

Sehingga pengetahuan orang tentang PG Madukismo menjadi luas dan berdampak kepada ketertarikan orang untuk mengunjunginya. Sebab mungkin saja selama ini orang sudah banyak berdatangan ke Yogyakarta. Namun karena pengetahuannya minim soal PG Madukismo, jadi tempat ini kurang dilirik, karena memang sumber informasi soal Madukismo masih sangat minim.


2.    Buat Website
Website atau blog sudah menjadi keharusan untuk sarana promosi oleh setiap perusahaan, terlebih lagi untuk kepentingan marketing wisata. Zaman teknologi seperti sekarang, lewat fasilitas handpone, orang sudah bisa menjelajahi berbagai informasi lewat internet.

Artinya PG Madukismo yang sudah memiliki paket wisata, promosinya harus diback-up dengan website secara konfrehensif. Jika perlu memiliki akun tersendiri di facebook atau twitter secara aktif.  Dengan begitu promosi yang dilakukan betul-betul masif di tengah-tengah masyarakat.

Website yang dikelola juga harus update dengan berbagai perkembangan informasi terbaru seputar PG Madukismo dan fasilitas pendukungnya.

3.    Penyelenggaraan Iven
Pengelola sebaiknya rajin membuat iven yang berlangsung di lokasi pabrik, yang bertujuan menarik wisatawan. Misalnya saat panen raya tebu, diiringi dengan kegiatan syukuran dalam bentuk karnaval atau festival atau bisa juga kegiatan rakyat menarik lainnya.

Atau bisa juga pengelola membentuk Duta Wisata Madukismo, baik dari kalangan masyarakat umum atau mahasiswa. Jika ini bisa dilakukan, lebih dahsyat lagi dampaknya kepada keterkenalan Madukismo di tengah-tengah masyarakat.

Namun iven-iven ini harus sudah disosialiasikan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Jika perlu iven tersebut menjadi bagian dari paket wisata yang akan dikomersilkan. Menarik toh?

4.    Undang Jurnalis
Tak kalah menarik untuk proses promosi adalah, pengelola mengundang jurnalis sejumlah daerah secara khusus, jika perlu jurnalis luar negeri. Dengan begitu, mereka pasti akan menulis berbagai hal menarik tentang PG Madukismo. Jika perlu lagi buat kontes menulis khusus tentang Madukismo.

Selain jurnalis, blogger juga menarik untuk dilibatkan. Sebab blogger belakangan ini berkembang dengan baik di Indonesia. Terlebih sekarang sudah banyak terbentuk komunitas blogger yang amat kreatif dan memiliki sejumlah group di jejaring sosial. Artinya mereka juga potensi yang layak digarap untuk memudahkan promosi PG Madukismo.

5. Rangkul Agen Wisata
Perkembangan perusahaan jasa wisata belakangan ini cukup positif di tanah air dan promosi yang mereka lakukan jauh lebih dahsyat lagi. Artinya komunitas mereka layak untuk dirangkul dan PG Madukismo ikut diusulkan menjadi bagian dari paket yang akan dijual kepada para wisatawan.

Menariknya lagi, biasanya agen-agen wisata memiliki program iklan yang cukup terprogram secara baik, baik melalui media cetak maupun eletronik. Kemudian agen-agen wisata juga aktif mengikuti berbagai expo yang ada di banyak tempat.


                                                                        --------------

TERLEPAS dari itu, suksesnya kegiatan marketing juga tidak semata-mata hanya bergantung pada kualitas produk, kebijakan yang tepat dan pelayanan, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh pembinaan hubungan antara pengelola dan konsumen sasaran.

Saya pikir, sebagai perusahaan BUMN, Madukismo memiliki relasi yang cukup baik dan luas dengan banyak institusi pemerintah dan swasta di tanah air. Artinya sasaran paket wisatanya bisa juga ditujukan kepada mereka.

Jika rombongan wisata yang berasal dari perusahaan-perusahaan mitra yang masih berinduk kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mungkin bisa diberi pelayanan khusus dengan harga khusus. Kemudian aagar memiliki daya tarik, paket wisatanya digabungkan dengan paket wisata unggulan lainnya yang ada di Yogyakarta.

Dan mungkian masih banyak lagi potensi marketing lainnya yang bisa dikembangkan oleh perusahaan PG Madukismo agar potensi wisatanya bisa berkembang secara maksimal. Sehingga keberadaannya bisa menjadi potensi bisnis baru yang menjanjikan. Semoga saja bisa terwujud, amin.

Kemudian layak menjadi pengetahuan juga, tidak hanya PG Madukismo yang berpotensi untuk terus dikembangkan menjadi objek wisata, beberapa PG lainnya di Indonesia, termasuk di bawah pengelolaan PTPN X juga punya potensi serupa.

Sebut saja di antaranya  PG Modjopanggoong di Tulungagung, PG Gempolkrep di Mojokerto, Kremboong di Sidoarjo, PG Tjoekir di Jombang, PG Lestari di Nganjuk dan beberapa pabrik gula lainnya. (*)

CATATAN:
Tulisan ini saya persembahkan:
Kepada Yth
Penitia Lomba Karya Tulis dan Penyiaran 2013 oleh PTPN X
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH KOMENTARNYA, SEMOGA BERMANFAAT

Keliling Riau Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger