Sudah lama tak mampir di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru. Dulu waktu
masih aktif di lapangan sebagai 'kuli tinta', hampir saban hari ke
gedung berlambang timbangan ini. Oleh kantor tempat saya menulis, memang
sempat ditugaskan meliput di sini beberapa bulan.
Kamis,
28 November 2013, saya pun mampir. Sekalian mau melihat persidangan
mantan Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, yang tersandung kasus dugaan
korupsi kehutanan dan dana Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 yang
sempat berlangsung di Riau.
Kantor pengadilan berlantai dua ini gedungnya bersebelahan dengan Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru, Jalan Teratai, No 85. Kalau dari kantor Gubernur Riau tidak jauh-jauh kali, tapi arus lalu lintas di jalur Teratai ini selalu macet, bahkan terkadang macetnya minta ampun.
|
sejumlah mobil berlalu lintas depan kantor PN Pekanbaru |
Saya mampir sekitar pukul 10.00 WIB. Saya lihat persidangan sudah berlangsung dengan agenda mendengarkan saksi. Sementara pungunjung tidak pula ramai-ramai kali. Semuanya tertib.
Atau mungkin karena sidangnya sudah berkali-kali. Sehingga kurang
mendapat perhatian masyarakat lagi. Bahkan terdakwa Pak Rusli Zainal
juga tidak lagi menggunakan baju tahanan KPK. Kendati demikian, polisi
berpakaian lengkap masih terlihat berjaga-jaga di sekitar gedung
pengadilan.
|
suasana dalam ruang sidang saat berlangsungnya sidang Pak Rusli |
|
polisi berjaga-jaga |
Tapi waktu awal-awal dulu, memang selalu padat pengunjung, bahkan sempat diwarnai aksi demo mahasiswa yang menuntut proses hukum benar-benar ditegakkan. Tapi belakangan tak ada demo-demo lagi, sepertinya sudah aman dan terkendali, hehehe.
Terkait tertibnya sidang, memang karena didukung fasilitas mumpuni. Kalau malas masuk ke dalam ruangan sidang, atau kursi di ruangan sidang sedang penuh sesak, kita tetap bisa menyimak jalannya sidang dari luar. Sebab tersedia layar kaca ukuran besar yang menayangkan berlangsungnya sidang secara live.
|
layar kaca ukuran besar di luar ruang sidang menayangkan jalannya sidang |
|
pengunjung menyaksikan jalannya sidang lewat layar kaca |
|
pengunjung mengintip dari kaca pintu masuk |
Suara yang bersumber dari sound system juga terdengar sangat jelas yang diletakkan khusus di luar. Sehingga pengunjung yang diluar tetap bisa menyimak dengan serius jalannya sidang, tak ubahnya seperti tengah mendengarkan sidang di dalam.
Semua ucapan hakim, ucapan jaksa penuntut umum, pengacara dan para saksi atau terdakwa, suaranya bisa didengar dengan jelas. Kondisi ini juga sangat memudahkan kerja para wartawan. Kalau malas
menulis, cukup letakkan saja tape recorder atau alat perekam lainnya
didekat sound system, maka hasil suaranya akan terdengar jernih.
|
para wartawan memilih berdiri didekat sound system di luar ruang sidang |
|
operator yang mengendalikan pusat IT pengadilan |
Tapi karena ini kali pertama saya melihat sidang Pak Rusli, saya memilih
duduk di kursi ruang sidang. Kalau berada di dalam, selain suasana
sidang bisa kita rasakan, wajah Pak Rusli juga bisa kelihatan jelas.
#kagen ceritanya ni, hehe.
|
Pak Rusli (paling kiri) serius mendengarkan keterangan saksi |
|
Pak Rusli duduk bersebelahan dengan para pengacaranya |
Dulu waktu beliau belum tersandung kasus dan masih ngantor
sebagai Gubernur, saya memang sering jumpa, karena sempat juga mendapat
tugas liputan di lingkungan Setdaprov Riau, yang sehari-hari mangkal di
Kantor Gubernur. Sehingga sering wawancara langsung dengan Pak Rusli.
Tapi itu cerita dulu, tapi wajib untuk dikenang..
Eh, tak sadar, hampir setengah jam juga saya duduk mendengarkan keterangan saksi. Kalau tak salah nama saksinya Anwir Yamadi dari orang RAPP dan Tengku Lukman Jafar, mantan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Saksi lainnya belum diperiksa yang totalnya hari itu berjumlah enam orang. Mereka tengah menunggu giliran dari ruang yang berbeda.
Tapi walaupun hampir 30 menit saya di dalam ruang sidang, apa yang disampaikan saksi saya kurang fokus mendengarnya, karena memang niat saya duduk di dalam, bukan ingin mendengarkan pokok materi perkara, tapi ingin melihat prosesnya sidang dengan terdakwa mantan orang nomor satu tanah Melayu ini.
Begitu mulai terasa jenu, saya pun keluar sambil menyapa rekan-rekan seprofesi yang tengah menjalankan tugas liputan. Saya lihat mereka tengah serius mendengarkan keterangan saksi dari sound system yang terletak di luar.
Karena tak mau mengganggu keseriusan mereka, saya pun memilih melihat-lihat lingkungan pengadilan yang dulu saban hari saya kunjungi. Sekarang saya lihat lingkungannya relatif bersih. Tempat tahanan para terdakwa sebelum menjalani sidang, juga terlihat rapi dan nyaman.
|
petugas tengah menutup pagar tahanan para terdakwa sebelum sidang |
Di dalam komplek pengadilan ini, juga ada rumput-rumput hijau dan pepohonan yang sepertinya memang terawat dengan baik. Sebab terlihat cukup subur. Lumayanlah untuk menghilangkan kesan gersang.
|
taman di lingkungan PN Pekanbaru |
Tepat pukul sekitar 12.30 WIB, Pak Rusli terlihat sudah keluar dari
ruang sidang dan langsung menuju musola yang masih berada di lingkungan
komplek pengadilan. Usai dari musola, ia rehat sejanak, tapi ruangannya
terpisah dengan tahanan lainnya.
Karena semuanya
sedang rehat, sejurus kemudian, saya pun mulai beranjak meninggalkan gedung PN
Pekanbaru guna melanjutkan aktivitas yang lain. Semoga Pak Rusli
kuat menjalani proses hukum yang sedang dijalani. Amin. (*)
Baca Tulisan Lainnya:
1. Meliuk-liuk Menuju Jembatan Pangean di Kuansing
2. Masjid Agung An-Nur Provinsi Riau
3. Bakar Tongkang di Rohil
4. Stadion Utama Riau
5. Taman Marga Satwa Kasang Kulim