Widget edited by super-bee

Goresan Cah Melayu

Senin, 04 Februari 2013

Wisatawan Dunia Ikut Berdesak-desakan di Acara Thaipusam Batu Caves

MINGGU (27/1/13), adalah hari ketiga kami berada di negeri jiran Malaysia. Kali ini pagi-pagi sekali kami sudah harus chek-out dari Arena Star Luxury Hotel, Kuala Lumpur. Tujuan 20 blogger 'My Selangor Story 2013' kali ini adalah menyaksikan Karnaval Thaipusam.

Lokasinya di objek wisata Batu Caves, yang terdapat di daerah Gombak, Negeri Selangor. Batu Caves adalah tempat suci bagi penganut Hindu yang didominasi etnis India. Namun untuk berwisata terbuka bagi umum.

Hari Thaipusam adalah kegiatan religius bagi penganut Hindu dunia, termasuk di Malaysia, untuk menghormati Dewa Murugan atau yang dikenal sebagai Dewa Subramaniam. Di Malaysia perayaannya berlangsung di Batu Caves, tapi tidak sedikit juga diikuti umat-umat Hindu dari negara lain.

Lewat prosesi Thaipusam, mereka penganut Hindu mengharapkan pengampunan dosa, bermohon dikabulkan dari berbagai pengharapan dan ada juga sebagai wujud syukur atas pencapaian yang didapat.

Mereka yang mengikuti prosesi, ada khusus mewakili pribadinya, ada bersama keluarga besar dan ada pula dari utusan kuil-kuil.

Di antara bentuk rangkaian prosesinya berjalan tanpa alas kaki dari jarak yang cukup jauh, menjilat-jilat api. Ada juga sejumlah bagian tubuh ditusuk dengan benda tajam, seperti kawat, mata pancing dan benda tajam lainnya yang diiringi gendangan musik khas dari para pengiring.

Salah satu rangkaian prosesi Thaipusam
Salah satu rangkaian prosesi Thaipusam
Salah satu rangkaian prosesi Thaipusam
Ada juga sekedar membawa berbagai makanan dan minuman susu serta replika patung yang di antar ke dalam gua yang terdapat di perut Batu Caves yang cukup esotik dengan melewati 272 anak tangga.

Salah satu rangkaian prosesi Thaipusam
Salah satu rangkaian prosesi Thaipusam
Agar tidak ketinggalan menyaksikan moment-moment penting pada perayaan Thaipusam, kami sudah harus chek-out dari tempat menginap, Arena Star Luxury Hotel, Kuala Lumpur, pukul 05.00 waktu Malaysia atau pukul 04.00 WIB dinihari waktu Indonesia menuju Batu Caves yang terdapat di daerah Gombak, negeri Selangor.

Kami sengaja harus berangkat lebih awal, guna menghindari macet. Sebab dipastikan ribuan wisatawan dan peserta karnaval memadati lokasi tersebut.

Jarak Kuala Lumpur menuju areal Batu Cave, sekitar 12 km atau kalau perjalanan normal bisa ditempuh hanya selama sekitar paling lama 10-20 menit. Tapi kami waktu itu melintasi jalur yang tidak biasa dan relatif lebih jauh.

Di tengah perjalanan, kami juga sempat singgah sejenak di sebuah restoran India untuk sarapan. Saya memilih minum teh panas dan nasi lemak. Perut mesti diisi, karena di arena Thaipusam dibutuhkan energi lebih untuk mengarungi lautan manusia.
Sarapan pagi dengan nasi lemak
Lebih 30 menit kami berada di restoran ini. Setelah semuanya kenyang dan fresh, kami kembali melanjutkan perjalanan.

Kemudian selama perjalanan, guide Safri tak henti-hentinya menjelaskan banyak hal kepada kami tentang Selangor, terutama terkait seputar Thaipusam. Perjalanan pagi itu juga cukup menyenangkan karena memang sarana transportasi jalan dari Kuala Lumpur yang kami lintasi nyaman dan lancar.

Bahkan bisa dikatakan jalan berlubang nyaris tidak ada ditemukan seperti kebanyakan jalan-jalan di Indonesia.

Selama perjalanan juga disuguhkan pemandangan yang cukup indah dan esotik. Kiri kanan jalan masih banyak ditemukan pepohonan yang hijau dan subur. Ada juga pemandangan perbukitan, gedung-gedung dengan arsitektur yang khas dan berbagai komplek perumahan yang tertata rapi.

Sesampai di Batu Caves, sudah terlihat lautan manusia, berbaur antara peserta karnaval dengan wisatawan. Tak kurang dari tiga jam kami berada di lokasi ini, ikut berdesak-desakan di bawah terik panas matahari.

Pengunjung dan peserta berbaur
Pengunjung dan peserta berbaur
Pengunjung tengah rehat
Ribuan wisatawan dan peserta Thaipusam berduyun-duyun menuju ke gua yang terdapat dalam perut bukit batu granit yang menjulang tinggi dengan melewati 272 anak tangga. Event ini sudah berlangsung sejak Jumat (25 Januari 2013) dan puncaknya Minggu (27 Januari 2013).

Wisatawan dan peserta Thaipusam menuju pintu gua
Thaipusam berlangsung setiap tahun dan sudah bergulir puluhan tahun lalu. Sementara pelaksanannya digelar setiap Januari atau Februari.

Sayang, saya tak mampu menembus padatnya manusia untuk bisa masuk ke gua. Waktu juga menjadi faktor untuk kami menghentikan langkah meneruskan perjalanan. Sebab jam sudah menunjukkan pukul 10.00 lewat, sementara jam 11.00 kami sudah harus melanjutkan perjalanan menuju Sepang.

Tapi dari kejauhan terlihat jelas bagaimana ribuan manusia, baik peserta karnaval maupun wisatawan bergerak lambat dan menyemut melewati 272 anak tangga untuk bisa masuk kedalam perut gua.

Menariknya, prosesi ini sukses dikemas menjadi event wisata besar tahunan yang dikunjungi ribuan wisatawan dari mancanegara, termasuk Eropa. Para wisatawan terlihat aktif mengabadikan moment-moment menarik dari rangkaian prosesi tersebut, baik melalui kamera maupun video.

Sebelah sisi kanan pintu masuk gua, terdapat replika patung Dewa Murugan yang sangat mencolok, dengan warna kuning emas. Patung ini di sebut-sebut patung Hindu terbesar di Asia. Tingginya mencapai sekitar 48 meter.
Wisatawan dan peserta Thaipusam menuju pintu gua, yang dilatari Patung Dewa Murugan

Patung-patung lainnya juga banyak ditemukan di sekitar gua, termasuk di dalam gua, tapi ukurannya tidak sebesar patung yang terdapat disamping pintu utama tersebut.
Sebuah patung besar di luar gua
Guide Safri menyebutkan tak kurang dari 2 juta wisatawan keluar masuk Malaysia selama tiga hari karnaval Thaipusam berlangsung. "Batu Caves termasuk objek wisata unggulan di Malaysia dan mampu menarik minat wisatawan dunia yang terus bertambah," ujarnya.

Kegiatan religi Thaipusam di Batu Caves memang disebut-sebut prosesi keagamaan terbesar nomor dua dunia setelah prosesi ibadah haji di Mekah. Bahkan di India sebagai asal agama Hindu, perayaannya kalah meriah dengan di Batu Caves.

"Kalau hari biasa, kita mudah bisa sampai ke dalam gua dan paling memakan waktu sekitar satu jam lebih sudah bisa balik ke luar. Di dalam sana masih banyak patung-patung yang ukurannya juga relatif besar, tapi tidak sebesar (patung) yang di luar inilah," tambah Saifuddin, dari Selangor Tourism.

Pemerintah negeri Selangor sepertinya memang serius mengelola objek wisata Batu Caves untuk dijadikan objek wisata dunia. Terbukti, sejumlah transportasi pendukung terus dibenah di sekitar Batu Caves, seperti jalan tol, kereta api, fly over dan sarana pendukung lainnya, termasuk taman bermain.

Bahkan di Malaysia, hari Thaipusam dijadikan cuti umum di beberapa negeri seperti Selangor, Negeri Sembilan, Johor, Perak dan Pulau Pinang.

Begitulah seriusnya Malaysia memajukan sejumlah objek wisata unggulannya, termasuk Batu Caves. Bahkan wisata berada pada posisi kedua sebagai pendapatan negara, setelah industri. Pada 2012 lalu, sedikitnya 23 juta wisatawan keluar masuk ke Malaysia.

Jumlah ini tentu bukan angka yang sedikit. Bahkan untuk rangking dunia, Malaysia sekarang menduduki peringkat ke-8, sebagai negara yang ramai dikunjungi wisatawan. Urutan pertama adalah Prancis.

Sebelum meninggalkan Batu Caves, saya bersama rekan-rekan yang lain, sempat pula jalan-jalan sejenak di beberapa tempat keramaian di sekitar prosesi Thaipusam. Banyak ditemukkan para pedagang menjajakan dagangannya.
Berjualan di sela acara Thaipusam di Batu Caves

Berjualan di sela acara Thaipusam di Batu Caves
Berjualan di sela acara Thaipusam di Batu Caves

Jasa mencukur rambut laris di sela acara Thaipusam
Ada yang menjual pakaian, pernak pernik Thaipusam, makanan dan barang-barang menarik lainnya yang layak sebagai oleh-oleh Thaipusam.

Kemudian tepat pukul 11.00 waktu Malaysia, kami sudah mulai berkumpul dan siap-siap meninggalkan Batu Caves. Karena padatnya manusia, banyak di antara kami yang molor sampai ke bus dan baru bisa meninggalkan Batu Caves sekitar pukul 12.00. Tujuan berikutnya adalah Resort Golden Palm Tree, yang terdapat di pesisir Selat Malaka, Sepang. (*)

NEXT...

TERKAIT:
Comments
7 Comments

7 komentar:

  1. Upacara keagamaan yg unik ya Mas...
    Beruntung bisa menjelajah kesana. Dan itu gua dg 272 tangga dilihat dari fotonya berkesan magis begitu ya? Mungkin masuk kedalamnya ada rasa yg aneh? Seperti misalnya waktu saya memasuki candi Prambanan, ada ser di bulu kuduk...
    Saya pantau terus nih Mas perjalanannya lewat blog.
    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya begitu kang...tapi sayang, saya tak bisa menjangkau sampai ke atas...disamping waktunya mepet, kondisi jalan sungguh padat...terima kasih kang, sudah ikut membaca...

      Hapus
  2. Wau acaranya seru juga ya Kang. Sayang saya tidak memiliki kesempatan untuk berada di sana.

    Namun dengan membaca artikel ini akan lebih sedikit tahu unsur budaya masyarakat di sana. Sukses kontesnya.

    Sukses selalu
    Salam Wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan diberi kesempatan ikut dalam rombongan kang...semoga satu saat akang sampai ke sana...seru banget kang..!!!

      Hapus
  3. Kebetulan diberi kesempatan ikut dalam rombongan kang...semoga satu saat akang sampai ke sana...seru banget kang..!!!

    BalasHapus
  4. Tulisannya 'wartawan' sekali bg Kasri ini :). Good to read this, bang

    BalasHapus

TERIMA KASIH KOMENTARNYA, SEMOGA BERMANFAAT

Keliling Riau Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger