Widget edited by super-bee

Goresan Cah Melayu

Minggu, 03 Februari 2013

Seronoknya Jalan-jalan di Kota Klang

SABTU (26/1/13), adalah hari kedua saya berada di Malaysia, bersama 19 finalis My Selangor Story 2013. Pagi-pagi sekali saya sudah terbangun. Saya lihat, Citra Rahman, teman se-kamar saya di Premiere Hotel, sudah terlihat kemas-kemas.

"Bangun Bang," ujar Citra menyapa saya, begitu melihat saya usap-usap mata pertanda sudah terbangun. Citra adalah blogger dari Banda Aceh, yang menjadi patner kamar saya selama rangkaian event My Selangor Story 2013 di Malaysia.

Begitu mendapat sapaan Citra, saya pun langsung bergegas menyusul untuk kemas-kemas. Tentunya mandi dulu dengan air hangat hotel bintang empat ini. Sebab pukul 08.00 waktu Malaysia, kami sudah harus chek-out melanjutkan jalan-jalan Kota Klang, yang kental nilai-nilai sejarah.

Untuk itu, pukul 07.00, kami sudah harus sarapan bersama rombongan lainnya di lantai dasar hotel. Begitu turun dan melihat menu sarapan, wow sungguh lezat. Beragam makanan tersedia dengan tertata rapi. "Ini special untuk kita," ujar seorang teman.

Saya sempat bolak balik melihat deretan menu-menu yang cukup mengundang selera. "Mau menyantap yang mana ya," guman saya dalam hati. Bingung sih, mau mencicip menu yang mana satu. Semuanya menggoda.

Akhirnya saya ambil satu menu yang memang belum pernah saya cicipi di Indonesia, sorry, saya lupa namanya. Tapi sungguh enak. Bahkan saya sempat nambah. Hehehehe, malu-maluin. 

Hotel yang beralamat di Bandar Bukit Tinggi 1/KS6, Jalan Langat 41200 Klang ini memang terkenal dengan kelezatan menu makanannya. Sebab mereka menyajikan masakan mulai dari Cina, Jepang, lokal dan internasional.

Saya yang baru kali pertama mengijak kaki di Malaysia, juga merasakan masakan yang disajikan cocok dengan lidah saya. Teman-teman saya lainnya juga tak ada terdengar komplain. Semuanya bilang 'maknyus' (lezat).

Singkat cerita, tepat pukul 08.00, kami sudah chek-out. Namun sebelum meninggalkan hotel, tak lupa kami foto-foto dulu. Asyik, untuk kenang-kenangan. Tapi kasiannya Bang Safri yang menjadi pemandu kami. Ia harus memotret kami sedikitnya untuk 20 kali jepretan atau sebanyak kamera peserta My Selangor Story. Jepret satu kamera, ganti lagi dengan kamera yang lain. Begitu seterusnya bergantian. Bang Safri pun nges-ngosan, hehehehe.

Kemudian kami baru melanjutkan perjalanan berkeliling Kota Klang yang sangat seronok. Sebab banyak bangunan dan tempat-tempat bernilai sejarah. Di antara yang kami singgahi Stasiun Kareta Api Klang, yang sudah berdiri sejak 1890 silam. Menariknya sampai sekarang masih terawat dan beroperasi.
Stasiun Kareta Api Klang
Stasiun Kareta Api Klang
Tertib Antrean di Stasiun Kareta Api Klang
 Sambil lalu, kami juga sempat melihat dari luar Gedung Raja Abdullah. Sebab pintunya dalam keadaan terkunci. Konon ceritanya, keberadaan gedung ini dianggap sebagai bukti sejarah perdagangan panjang kota Klang dan pernah digunakan untuk menyimpan timah dan produk perdagangan lainnya.
Gedung Raja Abdullah
Kami juga sempat singgah sejenak di Kantor Pemadam Kebakaran kota setempat. Dari situ berlanjut ke Kuil Sri Nagara Thendayuthapani, sebuah rumah ibadah bagi penganut hindu, yang didominasi etnis India.

Kuil Sri Nagara Thendayuthapani
Selanjutnya kami juga sempat foto-foto di jembatan dua tingkat. Jembatan ini tergolong unik. Bagian atas untuk lalu lintas kendaraan mobil dan jalur bawah khusus untuk sepeda motor. Jembatan ini melintasi Sungai Klang dan disebut-sebut sudah dibangun sejak 1908 silam.

Jembatan Bertingkat
Dalam kesempatan siang itu, kami juga singgah di Rumah Berhala Kuan Yin Temple Klang, sebuah rumah ibadah bagi peenganut budha di daerah Klang.
Rumah Berhala Kuan Yin Temple Klang
Lorong menuju Rumah Berhala Kuan Yin Temple Klang
Kemudian Gereja Lady Of Lourdes, sebuah Gereja tua yang berdiri sejak 1928 dan masih digunakan untuk tempat peribadatan penganut kristiani.
Gereja Lady Of Lourdes

Deretan bangunan tua masih terawat dengan baik
Kami juga melintasi kawasan Little India, yakni jalur-jalur yang menjual berbagai kebutuhan etnis India dan beberapa tempat menarik lainnya di Kota Klang, termasuk Galeri Diraja Sultan Azis.
Rehat di salah satu areal Little India
Banyak kesan menarik dari rangkaian perjalanan kami siang tersebut. Saya tidak menemukan adanya lalu lintas yang sembraut, atau kendaraan macet di jalan-jalan raya kota Klang, seperti yang menjadi pemandangan lazim di jalan-jalan raya di banyak kota di Indonesia.

Perilaku antrean juga saya lihat sangat tertib. Misalnya saat penumpang yang ingin mendapatkan tiket Kareta Api di Stasiun Kareta Api Klang. Mereka berdiri tertib dan tidak ada berdesak-desakan. 

Kemudian yang membuat kagum adalah tidak adanya serakan sampah. Padahal di pusat keramaian seperti stasiun, sangat rentan dengan sampah. Sebab warga hilir mudik dan silih berganti berdatangan. Tapi berbeda dengan stasiun Kareta Api Klang, sungguh nyaman dan sosial masyarakatnya kondusif.

Begitu juga dengan jalur-jalur keramaian lainnya, seperti pusat perbelanjaan little India, bersih dari sampah-sampah yang berserakan tidak beratur. Praktis membuat kita nyaman untuk berjalan kaki menyusuri jalan-jalan di pusat perbelanjaan tersebut.

Di jalur ini, kami juga menemukan banyak bangunan lama yang masih terawat dengan baik. Kondisi bangunan sengaja tidak dilakukan pemugaran, karena dinilai mengandung sejarah dan bisa menarik perhatian wisatawan.

Terlepas dari itu, yang paling menyedot perhatian saya siang itu adalah, saat berkesempatan mengunjungi Galeri Diraja Sultan Azis, Jl Istana, Klang, Selangor. Jika ingin mengetahui sejarah perjalanan negeri Selangor dari tempo dulu sampai sekarang, sepertinya Galeri Diraja Sultan Azis ini layak untuk dikunjungi.
Gedung Galeri Diraja Sultan Azis Tampak Depan
Sepeda Onthel Peninggalan Sultan Selangor
Poster Sultan Salahuddin Abdul Azis
Di sini semua jejak rekam sultan Selangor tersedia lengkap, mulai dari Sultan I bernama Sultan Salahuddin Shah yang berkuasa dalam rentang waktu 1745-1778, Sultan ke II Ibrahim Shah, Sultan ke III Muhammad Shah, Sultan ke IV Sir Abdul Samad.

Kemudian Sultan ke V Sir Alaeddin Sulaiman Shah, Sultan ke VI Sir Hisamuddin Alam Shah Al-Haj, Sultan ke VII Musa Ghiatuddin Riayat Shah, Sultan ke VIII Salahuddin Abdul Azis Shah Al-Haj dan terakhir Sultan ke IX Sharafuddin Idris Sah Al-Haj, yang berkuasa sejak 2001 sampai sekarang.

Bersama Petugas Jaga Galeri Diraja Sultan Azis
Meja Kerja Peninggalan Sultan Selangor
Nonton Film Dokumenter Sultan Selangor

Poster Mantan Presiden RI, Gusdur bersama Sultan Salahuddin Abdul Azis
Dokumentasi terkait sultanterutama Sultan Abdul Azis juga tersedia lengkap dan tertata rapi, mulai dari keris, pakaian kebesaran, dan aksesori kerajaan tempo dulu lainnya yang bernilai sejarah, seperti sepeda onthel, meja kerja, barang-barang antik dan artepak lainnya.
Bahkan di satu ruangan, terlihat foto Megawati dan suaminya Taufik Kiemas saat menjabat Presiden Republik Indonesia bersama Sultan Salahuddin Abdul Azis Shah Al-Haj, yang menjabat sebagai sultan Selangor kedelapan yang jabatannya sudah berakhir 2001 lalu.

Tak hanya Megawati, foto almarhum Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid, atau Gusdur juga ada bersama istri, Sinta Nuriyah. Keduanya juga terlihat berfoto bersama Sultan Salahuddin Abdul Azis Shah Al-Haj.

Menariknya, foto kedua tokoh nasional Indonesia itu dipajang dalam ukuran besar yang tertempel di salah satu dinding ruangan musium. Bangga juga lihat ada foto tokoh nasional kita di sana.

Ini bukti hubungan dua negara serumpun ini sangatlah erat. Dalam kesempatan itu, kami juga sempat di suguhkan tontotan film dokumenter yang mengupas sejarah Sultan Abdul Azis di studio mini yang terdapat di gedung galeri tersebut.

Wah, pokoknya sangat berkesan sekali melihat-lihat semua galeri yang terdapat di musium ini. Lengkap dan tertata rapi. Semuanya terdokumentasi dengan sangat baik sekali. Sarat informatif dan inspiratif.



Kami juga diberi kesempatan untuk berfoto-foto ria. Padahal sesungguhnya dilarang. Tapi untuk peserta My Selangor Story 2013, mendapat pengecualian dan hak istimewa, yakni boleh jepret-jepretan. Asyik. (*)

NEXT...

TERKAIT:
Comments
12 Comments

12 komentar:

  1. Waduh, menarik sekali jalan2 kesana. Foto2 nya juga sangat represntatif...
    Mas, oleh-olehnya mana ya buat saya? Hehehe...
    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. klu kang titik yg jepret...wah, pasti okey sekali, sebab sudah ahli...oleh2nya baru bisa kirim tulisan kang...hehehe

      Hapus
  2. wah foto fotonya menarik mas.

    trims informasinya


    salam manis dri Jember

    BalasHapus
    Balasan
    1. suun kang imam, wis mampir....salam kembali dari Pekanbaru...

      Hapus
  3. Beruntung sekali bisa menikmati keindahan negeri orang, apalagi for free. hehe...
    Ehm, terlihat bersih banget ya kotanya, Mas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak...dapat rezeki bisa berangkat...:)

      Hapus
  4. wahh bang.. jurnalis banget nih tulisannya seruuuu :D
    btw mirip ya bang ama pak penjaganya hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. keknya kakak adik...sudah lama g ketemu dan akhirnya ketemuan di musium DIraja Sultan Azis...hehehe

      Hapus
  5. Enaknya jalan2 gratis ke negeri sebrang... Selamat ya bang... Liat foto2nya memang oke2...

    BalasHapus
  6. terima kasih ya niken....enak dan melelahkan...:)

    BalasHapus
  7. gak sempet ikut rombongan saat ke jembatan
    karena saya kira itu hanya jembatan biasa -.-

    BalasHapus

TERIMA KASIH KOMENTARNYA, SEMOGA BERMANFAAT

Keliling Riau Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger