Widget edited by super-bee

Goresan Cah Melayu

Selasa, 05 Agustus 2014

Makam Syech Moh Thoha Akhirnya Dibongkar

Habis sudah komplek persulukan Syech Moh Thoha Babussalam Bangko di Desa Pematang Sikek, Rokan Hilir. Komplek ini akhirnya ludes diterjang ganasnya arus sungai Rokan.

Selain rumah suluk dan rumah tuan guru H Kh Mudo, makam Syech Moh Thoha Babussalam Bangko sebagai pendiri persulukan ini, juga tak luput menjadi sasaran amuk abrasi. Alhasil makamnya yang dulu beratus-ratus meter dari sungai, harus terpaksa dibongkor dan kemudian dipindahkan jauh ke lahan darat.

Makam-makam lainnya juga sudah mulai dipindahkan oleh sanak keluarga masing-masing. Sebab khawatir di bawa hanyut abrasi yang terus mengancam setiap menit. Komplek permakaman ini termasuk tertua, makanya terdapat ribuan makam yang harus segera direlokasi.

@bekas galian makan Syech Moh Thoha Babussalam Bangko di bibir sungai Rokan

@warga melintasi komplek pemakaman sisa-sisa galian

Liburan Idul Fitri 2014 lalu, saya sempat mampir sejenak. Terlihat hamparan bekas-bekas galian kuburan yang sudah berada di bibir sungai. Terlihat juga sisa-sisa tanggul bekas rumah suluk yang terpaksa dirobohkan, sebelum habis dibawa arus sungai terpanjang di Indonesia itu.

H Kh Mudo yang kini melanjutkan tampuk kepemimpinan persulukan Syech Moh Thoha Babussalam Bangko tersebut, hanya bisa pasrah menghadapi keganasan alam. Sementara campur tangan pemerintah yang sangat diharapkan, tak kunjung menghampiri.

"Habis semuo dah," ujar H Kh Mudo lirih sambil mengarahkan pandangannya ke sungai Rokan yang arusnya makin kencang.

H Kh Mudo adalah putra ketujuh dari delapan bersaudara anak Syech Moh Thoha Babussalam Bangko dari isteri keduanya bernama Kalimah. Sementara isteri pertamanya, Manian, hanya dikaruniai satu orang putra.

Kemudian isteri ketiganya bernama Bayu dengan 5 orang anak. Sementara istri keempatnya bernama Siti Hawa, putri dari tuan Syech Abd Wahab Rokan, tokoh Naksabandiyah dari Basilam, Sumatera Utara, tidak dikarunia anak.

Syech Moh Thoha Babussalam Bangko sendiri berasal dari Rantau Binuang, Kota Tongah, yang kini tergabung dalam wilayah administrasi Kabupaten Rokan Hulu. Namun masih berumur kanak-kanak, ia sudah dibawa hijrah oleh orangtuanya hingga akhirnya mendirikan komplek persulukan tersebut.

Kini komplek persulukannya hanya tinggal puing-puing tanggul dan terancam tinggal sejarah, karena sebagian besar sudah rata dengan air. Pertanyaannya: kemana pemerintah? Sepertinya tak ada yang peduli. "Memang tak ada yang peduli," ujar H Kh Mudo dengan tatapan kosong.

@sisa-sisa tanggul rumah suluk  Syech Moh Thoha Babussalam Bangko

@rumah tuan guru H Kh Mudo hanya tinggal bagian dapur
Dulu waktu masih kanak-kanak, saya sering bermain di komplek persulukan ini, apalagi kalau sudah tiba musim suluk, maka saya makin sering bolak-balik ke sini, melihat nenek yang juga ikut kegiatan religi suluk.

Tapi apa daya, kenangan itu terancam tak berjejak. Kalau sekarang datang ke sini, tak ada lagi terlihat rumah suluk yang menjulang tinggi, kolam besar tempat jemaah suluk berwudhu, termasuk makam Syech Moh Thoha, karena sudah menjadi genangan air dan kadang-kadang menjadi lalu lintas buaya.

Selamat jalan komplek persulukan Syech Moh Thoha Babussalam Bangko, semoga di komplek yang baru, yang kini tengah dipersiapkan dengan swadaya masyarakat, bisa tetap bergeliat dengan kegiatan persulukannya, amin. (*)
Comments
5 Comments

5 komentar:

  1. sayang sekali ya, abrasi karena tak ada penahannya membuat hancur bibir pantai

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekali sayang.....tapi apa daya, semuanya sudah hancur lebur...

      Hapus
  2. Terharu membaca keadaan seperti ditulis pada posting ini Mas.
    Seperti yg Mas tuliskan... Sementara campur tangan pemerintah yang sangat diharapkan, tak kunjung menghampiri...
    Akhirnya swadaya masyarakat juga yang harus giat bekerja ya Mas...

    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. sungguh prihatin kang...kita2 hanya mampu menulisnya dalam kata-kata...hanya mampu itu...

      Hapus
  3. Awalnya aku hanya mencoba2 bertogel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku mencari jalan pintas meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasi sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang dukun.yang ternyata alhamdulillah dengan seisin gusti Allah dengan lantaran OM AGUS aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan OM AGUS dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,sawdara bisa membuktikan sendiri silahkan hubungi OM AGUS di no (085-397-766-615) yg penting anda yakin dan percaya dan jgn samakan dgn peramal yg lainnya seperti ki ronggeng,mba sugem ki nugroho mba jombrang dll.saya sdh berkali2 menghubungi peramal yg lainnya seperti aki2 dan mba2.tapi cuma mengecewakan saya dan menipu saya.tapi kali ini saya sudah betul2 percaya bahwa peramal asli itu memang betul memang ada yaitu OM AGUS.insya allah OM AGUS tdk mengecewakan anda.terima kasih yg punya ROOM

    BalasHapus

TERIMA KASIH KOMENTARNYA, SEMOGA BERMANFAAT

Keliling Riau Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger